Jumat, 13 Februari 2009

Pria Sejati

Selepas sholat maghrib, aku selalu berusaha nungguin anak-anakku belajar. Suatu kegiatan rutin yang aku lakukan sehari-hari kecuali di hari Sabtu/malam Minggu. Kebetulan hari itu mas Rakha ama de Fita lagi ada PR. Setelah ngebimbing beberapa saat, biasanya aku membiarkan mereka mengerjakan sendiri PR nya, baru setelah itu aku koreksi kalau ada jawaban yang salah. Sambil nungguin mereka, aku membaca sebuah buku kecil pemberian temanku yang berisi kumpulan doa dan nasihat sedangkan my husband asyik dengan laptopnya, ngerjain kerjaan kantor. Tiba-tiba anakku bertanya,"baca buku apa sih, ma?" "Ehm...baca buku yang dikasih bu Maria, ini lho tentang pria sejati," jawabku. Iseng-iseng aku balik tanya ke anakku,"kaya apa ya....pria sejati itu?" Merasa bukan pria, de fita tidak bereaksi masih tetap nulis jawaban pr nya. Tapi anakku Rakha langsung ngejawab,"Pria sejati itu ya... kaya aku ini,ma!Rakha yang baik, pinter, cakep, bertanggung jawab, bijaksana dan berwibawa". Spontan aku and suami ketawa ngakak mendengar jawabannya yang PD abis. "Masa pria sejati masih suka nangis kalo ditinggal pergi mamanya?" ha...ha...ha kataku sambil tertawa. Rakha pun membela diri ,"Ya...biarin, aku kan masih anak-anak,"katanya sambil tersenyum kecut. Kemudian aku bacakan tentang pria sejati yang tertulis di buku kecil itu : Ibu ceritakan aku tentang pria sejati? Sang Ibu tersenyum dan menjawab.
Pria sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya. Pria sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran. Pria sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat kerja tetapi bagaimana ia dihormati di dalam keluarga. Pria sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan tetapi dari sikap bijaknya dalam memahami persoalan. Pria sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang tetapi dari hati yang ada di balik itu.... Pria sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memujanya tetapi dari komitmennya terhadap perempuan yang dicintainya yang ada di rumah, baik istri, anak perempuan atau ibunya... Pria sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan tetapi dari tabahnya ia menjalani lika-liku kehidupan. Pria sejati bukanlah dilihat dari kerasnya dia membaca al-qur'an tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca... Pria sejati bukanlah dilihat dari banyaknya jam ia berkhutbah tetapi dari banyaknya ia menjalankan kewajiban da'wah.
Setelah itu, ia kembali bertanya.....
"Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu,Ibu?" Sang Ibu memberinya buku dan berkata,"Pelajari tentang Dia". Ia pun mengambil buku itu "MUHAMMAD SAW", judul yang tertulis di buku itu. Baca ya...Nak!